MAKALAH KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN DI DATARAN TINGGI BUAH NAGA


MAKALAH
KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN DI DATARAN TINGGI
BUAH NAGA



Kata pengatar

Segala puji syukur kami panjarkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA  yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
   Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
     Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.










Yogyakarta,25 Februari 2019


 hermanus edo









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
  BAB I PENDAHULUAN
             1.2          Latar belakang...........................................................................................................3
             2.2          Tujuan........................................................................................................................4
  BAB II PEMBAHASAN
  1.2            Buah naga……………………………………………………………………............…………5
1.1.   mikroklimat …….…………………………..................................................................6
1.2.   morfologi ………………...............................................................................................7
1.3.   siklus hidup (tanam-panen) ...........................................................................................8
BAB III PENUTUP
     1.2. Kesimpualan....................................................................................................................9
     1.3. Saran................................................................................................................................9
 DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
  1.2            LATAR BELAKANG
Tanaman tahunan adalah jenis tanaman yang masa hidupnya sepanjang tahun dan dapat di panen sepanjang tahun pula. Di sisi lain, tanaman jenis ini tidak dapat bereproduksi secara langsung setelah di panen, mereka baru akan berbuah setelah menunggu beberapa tahun lagi. Sebagian besar tanaman tahunan ini dapat meneruskan hidupnya setelah mereka bereproduksi dan di panen hingga 2 tahun bahkan lebih.

Tanaman tahunan memiliki fase vegetatif ke fase generatif lebih lama jika di bandingkan dengan tanaman semusim (annual) atau dua musim (biennal).Selama masa generatif tanaman tahunan dapat mereproduksi bunga, biji dan buah.
Tanaman jenis ini memiliki fase yang berseling antara fase vegetatif dengan fase generatif, yang mana fase vegetatifnya di tandai dengan semakin besarnya ukuran tanaman seperti tanaman makin tinggi, memanjang atau lingkar batang yang bertambah besar, sedangkan fase generatif ditandai dengan makin dewasanya umur dari sebuah tanaman.

Karakter dari tanaman tahunan berbeda dengan jenis tanaman lainnya, yang di bedakan berdasarkan bentuk daun yang di miliki, bentuk batangnya, jenis perakarannya, biji – biji yang dihasilkan hingga tipe fotosintesisnya (C3/C4/CAM).Komoditas sebuah tanaman menahun pada satu daerah dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, di antaranya Iklim (Tropis atauSubtropis), topografi (dataran tinggi atau rendah) dan juga jenis tanah yang digunakan untuk menanam.Tanaman tahunan dapat dimanfaatkan jika dilihat dari kebutuhan, mulai dari kayu, buah dan getah.

Contoh tanaman yang dapat dimanfaatkan kayunya adalah jati, mahoni dan sengon, contoh tanaman yang dapat dimanfaatkan buahnya adalah mangga, jeruk, kelengkeng, rambutan dan jambu, sedangkan contoh tanaman yang dapat dimanfaatkan getahnya adalah karet, pinus dan kayu putih yang biasanya dimanfaatkan oleh industri untuk bahan baku.

Jenis tanaman tahunan ini dapat menghasilkan buah yang tidak terbatas, sehingga dapat menguntungkan para pemilik dan juga mereka bisa hidup sepanjang tahun.Biasanya kita sering jenis tanaman ini di pegunungan, daerah yang memiliki topografi berbukit.

Tanaman menahun ini kebanyakan tanaman berupa pohon, tapi ada juga yang berupa semak atau terna, dan demi mengatasi tantangan lingkungan guna bertahan hidup, tanaman menahun menggunakan berbagai strategi tergantung jenis tanaman tersebut.
Misalnya menggugurkan daun, mengubah morfologi bahkan menghasilkan senyawa tertentu guna membuat sel yang menjadikan mampu untuk bertahan hidup di lingkungan yang ekstrim.

Contoh tanaman yang menggugurkan daunnya atau di sebut dengan meranggas adalah Pohon jati, kedondong dan randu ketika musim kemarau tiba, hal ini mereka lakukan untuk bertahan hidup dengan cara mengurangi penguapan.

Tanaman tahunan ini lebih cenderung menginvestasikan banyak sumber daya ke dalam adaptasi dari pada bunga dan benih hingga beberapa tahun setelah mereka mengalami pertumbuhan, namun ada dari mereka yang memproduksi benih yang lebih besar sehingga dapat menguntungkan area dengan ukuran bibit yang di produksi lebih besar setelah proses perkecambahan, maka tanaman tersebut dapat berkembang lebih cepat dengan menggunakan daun untuk fotosintesis.

       2.2       TUJUAN
1.      Dapat membedakan antara generative dan vegetative
2.      Mengetahui tanaman tahunan ini dapat meneruskan hidupnya setelah mereka bereproduksi dan di panen hingga 2 tahun bahkan lebih




PEMBAHASAN

       1.2       BUAH NAGA
1.1.1.      MIKROKLIMAT
a.       Buah naga




mulai populer di Indonesia sejak tahun 2000 dan banyak digemari masyarakat karena rasanya yang asam manis dan segar. Selain itu buah naga memiliki banyak kandungan nutrisi yang memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia diantaranya  mengurangi kolesterol, menstabilkan tekanan darah, memelihara kecantikan kulit serta menjaga kesehatan ginjal dan jantung. Buah naga selain dimakan sebagai buah segar juga dapat dibuat jus, selai dan olahan makanan lainnya.
Jenis buah naga yang beredar di Indonesia biasanya adalah buah naga dengan warna kulit buah merah yang berdaging putih (Hylocereus undatus) dan yang berdaging merah (Hylocereus polyrhizus). Agribisnis buah naga cukup menjanjikan karena buah ini cepat berproduksi  yaitu sekitar satu tahun setelah tanam dan bisa panen sepanjang tahun.

b.      Syarat Tumbuh
Tanaman buah naga merupakan jenis kaktus yang  cocok tumbuh di wilayah tropis dan mudah beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca. Namun pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan lebih baik bila ditanam di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-350 meter di atas permukaan laut. Untuk di dataran tinggi seperti di Lembang, dapat tumbuh dan berbuah namun waktu untuk sampai berbuah pertama lebih panjang dibandingkan di dataran rendah. Suhu udara antara 26-36o C dan kelembaban 70-90%, pH yang diinginkan tanaman ini 5,5-7. Tanaman ini tidak tahan genangan air.



1.1.2.      MORFOLOGI
Buah  naga atau biasa kita sebut dragon fruit merupakan tanaman holtikultura yang mulai dibudidayakan di Indonesia.
Tanaman yang memiliki buah dengan warna merah menyala dan bersisik hijau ini, masih satu kelompok dengan jenis kaktus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Dan tanaman buah naga akan tumbuh subur dengan suhu maksimum 38-40 derajat celcius.
  
Dan tentu saja buah naga memiliki bentuk yang unik dan cukup menarik jika dipandang.
Selain itu, terdapat empat jenis buah naga yang telah dibudidayakan, yaitu :

       1.2       .Buah naga berdaging putih
Buah ini lebih dikenal dengan nama white pitaya yang merupakan buah naga dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna putih. Di dalam buah terdapat biji dengan jumlah yang banyak dan berwarna hitam. Rata-rata berat buah pada jenis ini berkisar antara 400-500 gram.



       2.2       Buah naga berdaging merah
Buah naga yang satu ini lebih banyak dikembangkan di Cina dan Australia. Jenis yang satu ini memiliki kulit berwarna merah serta daging buah berwarna merah keunguan.




       3.2       Buah naga berdaging super merah
Sepintas buah naga jenis ini mirip dengan jenis yang kedua. Perbedaannya hanya di warna daging yang lebih merah. Dan buah ini rasanya manis karena memiliki kandungan kemanisan mencapai 13-15 briks.  Selain itu, jenis buah naga ini lebih menyukai daerah yang panas dengan ketinggian yang rendah.





       4.2       Buah naga kulit kuning daging putih
Jenis ini sangat berbeda dengan ketiga jenis diatas. Buah naga ini memiliki kulit buah berwarna kuning dan tidak memiliki sisik. Soal rasa, jenis ini jauh lebih manis dibanding jenis lainnya karena kandungan  kemanisan yang dimilikinya mencapai 15-18 briks. Selanjutnya, kita masuk di morfologi tanaman buah naga. Secara morfologi, tanaman buah naga termasuk tanaman yang tidak lengkap.  Dikarenakan tanaman ini tidak memiliki daun. Tanaman ini menggunakan duri di sepanjang batang dan cabangnya untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun. Meskipun akar yang di dalam tanah dicabut, tanaman ini masih bisa bertahan hidup dengan akar yang tumbuh di batangnya. Berikut morfologi tanaman buah naga.

a)      Dilihat dari akar
Perakaran yang dimiliki tanaman buah naga bersifat epifit yaitu menempel atau merambat pada tanaman lain.  Bentuk akarnyanya sendiri adalah akar serabut yang terdapat pada pangkal batang.
Tanaman ini memiliki panjang antara 20-30 cm. Namun, jika menjelang musim panen, akarnya akan memanjang mencapai kedalaman 50-60 cm. Selain itu, akar tanaman ini tahan kekeringan dan tidak tahan dengan air genangan.

b)     Dilihat dari batang dan cabang
Tidak seperti tumbuhan lain, bentuk penampang melintang batang tanaman buah naga ini berbentuk segitiga dengan warna hijau tua. Batangnya pun memiliki duri-duri yang merupakan ciri utama yang dimiliki famili kaktus.

Selain itu, batang tanaman buah naga mengandur air dalam bentuk lendir yang berlapiskan lilin. Dan pada batangnya tumbuh banyak cabang yang berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi.

c)      Dilihat dari bunga
Bunga tanaman buah naga terletak pada sulur batang. Dengan bentuk seperti terompet dan berwarna putih dengan panjang sekitar 30 cm.Bunganya akan memulai mekar pada sore hari, dan pada malam hari akan mekar dengan sempurna . Setelah mekar sempurna, mahkota bunga bagian dalam berwarna putih yang didalamnya terdapat benang sari. Benang sari inilah yang mengeluarkan bau wangi.  Aroma wangi inilah yang digunakan sebagai oancingan hewan-hewan untuk membantu proses penyerbukan bunga tanaman buah naga.

d)     Dilihat dari buah
Buah naga memilik bentuk bulat lonjong, namun memiliki sirip. Buah ini tergolong dalam buah batu yang berdaging dan bearir. Warna kulitnya beragam yaitu merah menyala, merah gelap, serta kuning.

Ketebalan kulit buah berkisar antara 3-4 mm yang dikelilingi oleh jumbai-jumbai yang menyerupai sisik-sisik ular naga.
       5.2       Dilihat dari biji
Jumlah biji buah naga sangatlah banyak, mereka menyebar di dalam daging buah. Bentuk bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Dan uniknya, bijin buah naga ini bisa langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan.

1.1.3.      Siklus hidup
a.       Persiapan Bibit
Tanaman buah naga biasanya diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang karena lebih mudah dilakukan dan waktu untuk berproduksi lebih cepat. Stek batang diambil dari tanaman induk varietas unggul yang sehat, bebas hama dan penyakit, produktivitasnya tinggi dan sudah pernah berbuah setidaknya 2-3 kali. Panjang batang tanaman biasanya sekitar 90-120 cm,  potong batang dengan panjang 20-30 cm dengan minimal satu mata tunas, bagian ujung atas dipotong rata sedangkan ujung bawah dipotong miring/runcing. Setelah dipotong stek dikeringanginkan, setelah kering pangkal stek dicelupkan selama 2-3 detik pada Rootone F (hormon untuk mempercepat pertumbuhan akar) lalu semai pada bedeng pembibitan atau polibag yang sudah berisi media tumbuh. Bila perakaran sudah kuat dan tunas sudah tumbuh dengan baik (tinggi 40-50 cm) bibit sudah dapat ditanam di kebun.


b.      Penanaman
budidaya nagaSebelum bibit ditanam, terlebih dahulu harus disiapkan tiang panjatan tanaman, bisa menggunakan kayu atau bambu, tanaman (misalnya kedondong pagar) atau tiang beton dengan ketinggian sekitar 2-2,5 m ditanam ke dalam tanah sekitar 0,5 m, dengan jarak antar tiang dalam barisan 2-2,5 m dan antar barisan 3-4 m, pada bagian atas dipasang lingkaran dengan diameter 40-50 cm. Selanjutnya buat lubang tanam sesuai dengan ukuran bibit di sekitar tiang, biasanya dibuat 4 lubang tanam pada setiap tiang yang diberi pupuk kandang sekitar 5-10 kg dan NPK 100 g ditambah dengan pasir 1 bagian per lubang tanam. Lalu bibit ditanam dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Setelah ditanam, ikat bibit tersebut sehingga menempel pada tiang.

c.       Pemeliharaan
Pengaturan letak dan cabang bertujuan agar pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk payung yang baik. Pengikatan cabang dilakukan saat panjangnya 21-25 cm dengan bentuk ikatan berupa angka 8, sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah.

Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit/saluran air di sekitar barisan tanaman, parit dibuat dengan kedalaman 20 cm dan lebar 20 cm, jarak tanaman dengan parit 20-40 cm. Penyiraman dilakukan dengan merendam parit selama sekitar 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi tanah dan keadaan cuaca. Penyiraman bisa dikurangi atau bahkan dihentikan setelah tanaman berbunga dan berbuah.

Pemupukan dilakukan setiap 3-4 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg pupuk kandang dan 100 g NPK per lubang tanam. Pemberian pupuk tambahan berupa pupuk cair dapat diberikan untuk memaksimalkan hasil.

Pemangkasan batang pokok buah naga dilakukan agar tanaman memiliki batang utama yang kuat dan mampu menopang cabang dan buah, caranya dengan memilih batang yang paling kuat dan kokoh lalu memotong tunas yang tumbuh di bawah batang ini. Setelah itu dilakukan pemangkasan cabang dengan memilih 3-4 cabang terbaik untuk memaksimalkan kualitas buah. Pemangkasan terakhir merupakan pemangkasan dengan tujuan untuk meremajakan cabang, caranya dengan memotong cabang yang sudah berbuah 3-4 kali karena sudah tidak terlalu produktif. Bekas potongan ini bisa digunakan sebagai bibit.

Hama yang sering menyerang tanaman buah naga adalah kutu putih yang gejala serangannya terdapat lapisan lilin berwarna putih, untuk mengendalikan hama ini cukup lakukan penyemprotan insektisida Omite seminggu sekali dengan memperhatikan jumlah tanaman yang terserang. Hama bekicot sangat merugikan karena tunas tanaman menjadi rusak digerogoti sehingga sering tunas tersebut menjadi busuk. Bekicot juga suka memakan cabang-cabang yang masih muda dan menggerogoti kulit buah sehingga buah menjadi rusak. Bekicot dikendalikan dengan memperhatikan sanitasi kebun karena gulma merupakan sarang bekicot untuk berkembang biak.

Penyakit yang sering menyerang tanaman buah naga adalah busuk pangkal batang dengan gejala pangkal batang yang mengalami pembusukan menjadi berwarna kecoklatan dan lembek dan biasanya terdapat bercak putih miselium jamur, diatasi dengan penyemprotan pangkal batang dengan fungisida seperti Dithane atau Antracol. Penyakit lain yang sering menyerang adalah Fusarium oxysporum Schl dengan gejala batang atau cabang menjadi layu, busuk kering dan berwarna coklat. Bila bagian yang terserang tidak terlalu meluas bisa dilakukan pemangkasan batang atau cabang yang terserang dan dilakukan sanitasi lingkungan, drainase yang baik dan pemangkasan sulur-sulur cabang yang tidak teratur. Pengendalian secara kimiawi dengan fungsida Benlate atau Derosal seminggu sekali.

Pada cabang-cabang produksi bunga yang tumbuh harus diseleksi sehingga dapat tumbuh secara optimal, setiap cabang produksi disisakan 3-5 kuntum bunga dengan jarak antar kuntum bunga 25-30 cm. Sebaiknya dilakukan penyemprotan pupuk daun dengan kandungan P tinggi pada saat masa pertumbuhan generatif. Selain itu pada buah naga jenis Hylocereus polyrhizus penyerbukan akan lebih optimal dengan bantuan manusia dengan cara memasukkan jari tangan ke dalam bunga yang sedang mekar sempurna dan diputar perlahan-lahan untuk membantu penyerbukan.
d.      Panen dan Pasca Panen
Tanaman buah naga akan berbuah bila sudah berumur 1-2 tahun dan umur produktifnya sekitar 20 tahun. Masa panen buah naga di Indonesia umumnya pada bulan November sampai April. Pada tahun pertama berbuah tanaman dapat menghasilkan buah naga 6-7 ton/ha per masa panen, tahun berikutnya bisa meningkat dua kali lipat bahkan bisa lebih.

Panen buah naga dapat dilakukan bila buahnya berwarna merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Panen dapat dilakukan dengan menggunakan gunting tajam dan pengguntingan tangkai buah dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada buah dan tanaman.

Setelah panen dilakukan sortasi untuk memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu tua/muda dan lain-lain). Selanjutnya dilakukan grading (klasifikasi) sesuai dengan permintaan konsumen. Buah naga setelah dipanen dapat disimpan selama 1-2 minggu pada suhu 20o C atau 14o C.















BAB III PENUTUP
       6.2       KESIMPULAN
Dimana kita dapat medapatkan informasi tentang tanaman buah naga dan cara bercocok tanam yang baik dan benar.

       7.2       SARAN
Semoga tanaman ini makin banyak untuk di budidayakan oleh masyarakat di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/1369-budidaya-buah-naga
http://agroteknologi.id/pengertian-dan-definisi-tanaman-tahunan
http://agroteknologi.id/?s=Klasifikasi+dan+Morfologi+tanaman+buah+naga






Post a Comment

0 Comments